BULUKUMBA, KUTIP.co -Pupuk bersubsidi masih saja menjadi keluhan petani di Bulukumba, kali ini. Harga yang begitu mahal menjadi keluhan warga di desa Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Salah seorang petani di desa Bontonyeleng yang enggan disebutkan namanya itu mengaku, bahwa dirinya membeli pupuk subsidi dengan harga Rp. 160.000 perzak.
” Iye betul kemarin saya beli pupuk harganya Rp. 160.000 1 zak. Mahal sekali, tapi maumi diapa karena padi sudah memasuki masa pemupukan “, ucap salah seorang petani yang enggan disebutkan namanya kepada Wartawan. Minggu, 9 Januari 2022 kemarin.
Bukan hanya warga di desa Bontonyeleng saja, tapi hal serupa juga terjadi di desa Bontomacinna, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba.
Syahrir salah satunya, dia mengeluhkan hal serupa di Group Watshaap Info Warga Gantarang.
Keluhan dari warga tersebut langsung ditanggapi oleh Anggota DPRD Bulukumba Dapil Gantarang-Kindang, dia adalah Asri Jaya yang juga merupakan ketua Bappilu Partai Golkar Bulukumba.
Asri Jaya mengungkapkan, bahwa persoalan keterbatasan pupuk subsidi yang jadi masalah dikalangan petani hari ini, harusnya Pemerintah Daerah lebih mempertajam lagi intervensinya kebawah. Mulai dari croscek ketersediaan pupuk, penertiban atau oprasi harga dikalangan pengecer atau kios Resmi sampai pendistribusiannya kepada petani..
Subsidi inikan bersumber dari APBN yang kita ketahui kemampuan negara untuk menyiapkan kebutuhan pupuk petani sangat terbatas.. Harusnya diharapkan inovasi pemerintah daerah untuk menutupi kekurangan itu melalui intervensi APBD Kabupaten
” Pemerintah harusnya membeli pupuk Non subsidi dan dijadikan sebagai stok/cadangan untuk mengantisipasi ketika kemudian terjadi kelangkaan..yang selanjutnya diberikan kepada petani dengan skema subsidi…
Selanjutnya harus ada ketegasan dalam penerapan sanksi bagi pengecer resmi yang sengaja mempermainkan harga diluar dari HET cabut ijin penjualannya dan ini bisa masuk ranah pidana “, ucap Asri Jaya kepada Wartawan. Kamis, 13 Januari 2022.
Dilanjutkan Asri Jaya, bahwa Pemerintah harus selalu hadir memberi solusi ditengah keresahan masyarakat petani hari ini. Karena mereka adalah para pejuang pangan di Bulukumba, yang tidak hanya menjamin makan keluarganya tetapi menjamin kebutuhan pangan kita semua..
” Ini kan termasuk salah satu jualan kampanye Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba, bahwa menjamin di pemerintahannya tidak ada lagi kelangkaan pupuk subsidi “, endus Asri Jaya.
Pria pecinta bola itu juga mengaku bahwa saat ini, pihaknya sementara menggodok dengan teman-temannya di komisi B untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pemda melalui Dinas terkait dan pihak-pihak terkait.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana, Pembiayaan dan Investasi Dinas Pertanian Bulukumba, Zulkifli Pagiling yang dikonfirmasi media ini. Dia mengaku bahwa pihaknya sudah menekankan kepada Distributor terkait harga jual pupuk oleh pengecer.
” Kita sudah tekankan ke Distributor soal harga HET tersebut. Hanya saja jika harga di kelompok tani berbeda dengan HET, itu sudah bukan kewenangan kami. Karena itu kan ada biaya angkut dan biaya buruh, nah ini tergantung kesepakatan mereka “, ucap Zulkifli Pagiling saat dikonfirmasi media ini. Kamis, 13 Januari 2022.
Yang pasti kata Zul, semua distributor siap menjalankan aturan Permentan nomor 49 tahun 2020 terkait HET pupuk subsidi.
Mengenai Program Bupati diperiodenya ini terkait tidak ada lagi kelangkaan pupuk, Kabid yang baru dua pekan menjabat di Dinas pertanian itu mengaku, bahwa pihaknya akan berupaya melakukan pengawasan semaksimal mungkin dan memastikan tidak ada lagi kelangkaan pupuk terhadap petani yang terdaftar dalam E-RDKK.
” Inikan ada aturan, jadi yang berhak mendapatkan pupuk subsidi itu kan yang terdaftar dalam E-RDKK, bahkan saya lihat Kouta di Desember kemarin itu lebih ji untuk petani yang terdaftar dalam E-RDKK itu “, paparnya.
Dikatakan Zulkifli, sesuai dengan data yang pihaknya himpun saat Desember kemarin. Untuk menghalau hal-hal yang tidak diinginkan saat memasuki musim tanam, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan pihak Pertanian provinsi untuk mempercepat pendistribusian.
” Karena jika SKM tidak turun dari provinsi, lambatki kuota. Dan Alhamdulillah cepatji ditanggapi oleh provinsi, makanya cepatji ada kuota “, cetusnya.
Cuman terkait dengan kasus yang beli dengan harga mahal itu kata Zulkifli, biasanya mereka itu beli di bulan Desember. Dimana mungkin kuotanya sudah habis untuk kelompok.
” Kan ada kuota masing-masing petani dan itu sesuai dengan luas lahannya mereka. Maksimalnya itu 2 hektar kemudian dia harus mengikuti anjuran dosis pemakaian pupuk, jadi meskipun dia usulkan banyak tapi memang langsung sistem yang kalkulasiki “, terangnya menambahkan.
Yang pasti kata Zul, biasanya setiap petani itu mendapat 3 zak jenis urea, dan 1 zak jenis pupuk lain setiap tahunnya.