BULUKUMBA, KUTIP.co -Perhimpunan Mandiri Kusta (Permata) Bulukumba menggelar dialog publik di Cafe Zebatiq, Jalan Samratulangi, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba. Jum’at, 28 Januari 2022.
Hadir dalam kegiatan tersebut ialah, Kabid UKM Dinkes Bulukumba, Anggota DPRD Bulukumba, Sastrawan Bulukumba, perwakilan DPMD, Peksos Dinsos Bulukumba dan penyandang disabiltas serta Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).
Kegiatan yang digelar oleh Permata tersebut, warga yang tidak hadirpun dapat menyaksikan di Live Facebook dan YouTube Radio SPLFM Bulukumba.
Kabid Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Dinas Kesehatan Bulukumba, Hj. Kasmarinda, dia mengharapkan kepada masyarakat penderita kusta agar mau melakukan pengobatan.
Diapun mengaku, bahwa kedepannya, dirinya akan melakukan kerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bulukumba untuk memfasilitasi masyarakat penderita kusta di desa.
Sementara itu, terkait penanganan kesehatan termasuk kusta, kami berharap kerjasamanya untuk berkolaborasi kedepannya.
“Bicara persoalan kesehatan, yang bisa terselesaikan oleh pihak kesehatan itu hanyalah 30%, selebihnya 70% adalah semua sektor termasuk seluruh masyarakat”, ucap Hj. Kasmarinda.
Dilanjutkan Kepala Bidang yang baru menjabati Bidang UKM itu, bahwa kedepan, pihaknya juga akan menjalin kerjasama dengan kepala Dinas Pendidikan untuk melakukan deteksi dini kasus Kusta dikalangan pelajar.
Sementara untuk kasus Kusta di Bulukumba sendiri kata dia, pada tahun 2021 kemarin. Angka tertinggi kasus kusta itu di Kecamatan Kajang, tepatnya di wilayah kerja Puskesmas tanah Towa dan Puskesmas Lembanna.
Hj. Kasmarinda juga mengaku, bahwa target eliminasi pada tahun 2024 dengan frevelensi 1 banding 10.000.
Sementara itu, Legistlator PKB Andi Soraya Widiyasari yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, dia mengapresiasi komunitas Permata Bulukumba atas kegiatan yang ke dua kalinya ini.
Sedangkan, sekaitan dengan keterbatasan anggaran mengenai penanganan kasus penyakit kusta ini, Andi Soraya mengaku bahwa semua memiliki peran untuk mendorong pemerintah dalam menyiapkan pos anggaran untuk penanganan penyakit kusta kedepannya.
“Kalau kami selalu mengupayakan yang terbaik bersama dengan pemerintah, agar teman-teman penyandang disabiltas tersentuh dengan program pemerintah”, ucapnya.
Menurut Politisi perempuan Partai PKB Bulukumba itu, ketika semua pihak sama-sama untuk mengupayakan yang terbaik bagi penyandang kusta, tentu ini hal mudah.
“Kan sangat jelas, sila kelima itu adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, makanya semua elemen harus tersentuh dengan program pemerintah”, tegasnya menambahkan.
Sementara itu, Selaku Budayawan, Andika Mappasomba yang turut hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut, dia mengatakan bahwa budaya merupakan berbicara tentang kebaikan.
Menurutnya, seluruh yang buruk bukanlah merupakan budaya, tapi apapun yang baik itu adalah budaya.
Sementara berbicara soal Stigma kata dia, itu hanyalah sebuah fikiran atau ada mitosnya. Khususnya terkait dengan stigma buruk terhadap para penderita kusta ataupun Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).
Stigma soal penderita kusta saat ini kata Andhika, banyak di hal yang negatifnya saja yang muncul, padahal banyak seorang kusta yang hebat di Indonesia.
“Kedepannya, penderita kusta atau dia OYPMK di Bulukumba harus percaya diri dan berkarya, buktikan bahwa kalian juga bisa berkarya”, tegas pria yang juga merupakan Komisioner Komisi Informasi Bulukumba.
Sedangkan pak Kadri dari Parmata Indonesia, dia meminta kepada seluruh masyarakat Bulukumba untuk menghilangkan stigma buruk terkait kusta.