BULUKUMBA, KUTIP.co -Warga Desa Salassae, kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba menganggap bahwa pasar yang berada di desanya itu sifatnya mubassir. Sebab sejak terbangunnya pada 2019 lalu, hingga kini pasar tersebut tak kunjung difungsikan.
Pernyataan mubassir tersebut diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat desa Salassae, Muhammad Jafar.
” Iye, ada juga pasar lamami tak Kunjung di Gunakan. Jadinya Mubassir!! “, ungkap Muhammad Jafar melalui pesan singkatnya disalah satu group watshaap. Sabtu malam, 25 Desember 2021.
Dikatakannya, bahwa pasar yang pengangarannya dari APBN pada 2019 lalu itu. Saat ini kondisinya sudah memprihatinkan, sebab Plafonnya sudah mau runtuh.
” Iye, Maumi rruntuh Plafonnya. Na belum di gunakan, atau mungkin sdah pi di anggarkan perbaikan..🙏🙏🙏 “, tambahnya lagi saat dia menanggapi pesan dari anggota group yang lainnya.
Menurut Jafar, Pemerintah baik Pemdes Sampai Pemkab dan DPRD sering mengatakan bahwa butuh proses administasi untuk kemudian bisa digunakan.
Hal ini menurut kami merupakan apologi pemerintah atas ketidakmampuan memfungsikan bangunan dengabn biaya milyaran tersebut.
” Bayangkan saja hanya soal administrasi harus makan waktu bertahun tahun”, katanya.
Pernyataan Muhammad Jafar tersebut ditanggapi serius oleh legistlator PAN, dia mengatakan bahwa tidak istilah mubassir soal pembangunan pasar Salassae.
” Tidak ada istilah mubassir dindaku, pasar Salassae wajib menjadi perhatian pemerintah untuk segera difungsikan “, ungkap Andi Sulkarnain Pangki.
Dilanjutkan Etta Nain sapaannya, bahwa anggaran pasar itu dari Kementrian Perdagangan ( pusat).
” Dengan adanya pembangunan itu, tentunya ada perjuangan sehingga terbangun”, pungkas Legistlator PAN tersebut.
Sementara itu, Kadis perdagangan Bulukukumba Andi Munthasir Nawir mengaku bahwa pihaknya sudah mengarahkan pemerintah desa untuk mendata para pedagang yang mau masuk menjual di pasar tersebut.
” Kami sudah arahkan pemerintah desa untuk melakukan pendataan dan pemetaan para pedagang yang nantinya bakal berjualan di pasar Salassae itu “, ungkap Acil sapaan akrab alumni STPDN Bandung tersebut.
Menurut dia, pihaknya selalu bersedia untuk membuka pasar Salassae itu. Sebab kata Acil, dengan berfungsinya pasar tersebut. Perputaran ekonomi masyarakat terjadi didalam desa Salassae sendiri.
” Kami di Disperindag tidak pernah menghalangi, tapi memang penting untuk dilakukan pendataan pedagang yang nantinya bakal berjualan di pasar itu “, ungkapnya menambahkan.
Dia juga mengaku, bahwa dipihaknya kapan saja siap untuk membuka pasar tersebut. Asal sudah jelas siapa-siapa pedagang yang bakal menempati berjualan disitu.
” Yang pastinya dari dulu kita sudah siap untuk memfungsikan pasar yang ada di Salassae “, jelasnya.
Kepala desa Salassae yang turut dikonfirmasi kutip.co dia mengaku bahwa pihaknya juga sudah siap untuk memfungsikan pasar tersebut. Bahkan dia mengaku bahwa untuk data penjual yang bakal mengisi los yang ada didalam pasar itu juga sudah lengkap.
” Kami juga sudah siap, data pedagang juga kita sudah punya “, ungkap Gito kepada kutip.co
Bahkan dirinya mengaku bahwa jika dalam waktu dekat pasar itu difungsikan, dia tetap siap.
Kendati demikian kata Gito, memang pasar yang ada di desanya itu memerlukan untuk dilakukan pembersihan. Namun pihaknya tidak mampu pembersihan pasar tersebut jika hanya dibebankan kepada pemerintah desa.
” Mau dibersihkan itu pasar, tapi tidak bisa juga kalau cuman kami di Pemdes. Apalagi kunci kios kan Dinas Perdagangan yang pegang “, tambahnya.
Dikatakan Gito, sebelumnya memang sudah melakukan peninjauan bersama pihak Perdagangan yang membidangi soal pasar, tapi karena berganti. Akhirnya komunikasinya terputus.
Meski begitu kata Gito, dia mengaku bahwa dirinya akan kembali melakukan koordinasi dengan Bidang yang menangani pasar tersebut di Disperindag demi agar dapat terfungsikan pasar tersebut yang ada di desanya itu.