Jakarta, Kutip.co – Sebagai jurnalis Indonesia, saya berkesempatan untuk mengeksplor rencana besar di balik penyelenggaraan lokakarya seni bela diri oleh Sifu Maurice Novoa di Indonesia.
Ini merupakan peristiwa besar karena para master Wing Chun Kung Fu sebelumnya jarang sekali datang mengajarkan seni bela diri ini di Indonesia.
Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa biaya yang dikeluarkan untuk tiket pesawat tidak sebanding dengan penghasilan yang dapat diperoleh dari biaya pendaftaran atau lokakarya.
Namun, Sifu Maurice Novoa telah melakukan perjalanan ke Indonesia selama 25 tahun terakhir dan menguasai bahasa Betawi yang ia pelajari dari teman-temannya.
Ia sangat familiar dengan semua garis keturunan akademi Wing Chun di Indonesia dan menyadari bahwa mereka tidak hanya berada di tingkat dasar pertama Hog Kong Wing Chun.
Tetapi juga tidak terlalu mahir dalam semua aspeknya, seperti olahraga chi sao dan pertarungan jalanan, kecuali dalam bentuk patung kayu.
Niat Sifu Maurice adalah untuk meresertifikasi klub-klub yang tertarik untuk berkembang pesat dan membawa mereka ke panggung dunia.
Melalui ajaran dan sertifikasi dari Grandmaster Felix Leong dan Anthony Arnett, ia yakin ini akan menjadi peluang yang sangat baik bagi akademi Wing Chun di Indonesia.
Sifu Maurice bertujuan untuk memperbaiki tiga bentuk tangan kosong; Sil Lim Tao (Bentuk Gagasan Kecil), Chum Kiu (Bentuk Merusak Jembatan), dan Biu Jee (Bentuk Menyodok Jari), serta teknik gerakan kaki yang digunakan untuk turnamen dan pertarungan jalanan.
Chi Sao juga akan ditingkatkan secara signifikan dengan teknik yang diambil dari Sum Nung dan Pan Nam. Klub-klub yang ingin maju melewati gaya Hong Kong dapat melakukannya pada tahun 2025 untuk garis keturunan Sum Nung dan Pan Nam.
Semua ini akan menjadi kenyataan ketika Sifu Maurice tiba pada Januari 2024, tahun naga, dan tepat waktu untuk ulang tahun ke-50nya pada 22 Maret.
Pada tahun 2023, Sifu Maurice Novoa dan Thirza Imbiri berkumpul di Jakarta pada bulan Agustus untuk merayakan pertunangan mereka. Kisah cinta mereka adalah bukti kekuatan kasih sejati, dukungan saling-menyaling, dan komitmen yang teguh satu sama lain.
Tempat yang dipilih untuk peristiwa istimewa ini adalah Rumah Kuliner, sebuah permata kuliner yang terletak di kompleks bioskop Metropole, yang ditetapkan sebagai situs warisan budaya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Tempat ini memiliki interior kaya gaya kolonial Belanda, dihiasi dengan perabotan dan ornamen tradisional Indonesia, menciptakan atmosfer kemewahan dan perpaduan budaya.
Rumah Kuliner terkenal karena menawarkan berbagai masakan Indonesia, mewakili rasa dari berbagai pulau, termasuk Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Jadi, pada tahun 2024, Sifu Maurice akan tinggal di Indonesia hingga tunangannya menyelesaikan kursus akuntansi di Sekolah Perbankan Indonesia pada akhir tahun.
Ini akan memberikan waktu bagi akademi-akademi di Indonesia untuk merecertifikasi dengan Sifu Maurice, memberikan penghargaan kepada instruktur untuk sertifikat Hong Kong Wing Chun mereka dan pengalaman mengajar.
Fakta bahwa perjalanan pesawat hanya berlangsung 7 jam dari kota asal Sifu Maurice ke Jakarta membuat rencana ini dapat tercapai. Keseluruhan rencana ini bukan hanya untuk menyebarkan garis keturunan Wing Chun, tetapi juga untuk mendukung Pondok Indah Agape Orphanage melalui dukungan dari akademi-akademi Wing Chun.
Selama berabad-abad, dikatakan bahwa Wing Chun hanya untuk orang kaya, dan Sifu Maurice ingin mengubah pandangan itu melalui waktunya di Indonesia.
Ia juga berharap anak-anak yatim piatu dapat mengikuti latihan ini untuk memberdayakan diri mereka dalam kehidupan.
Sifu Maurice mendapatkan dukungan penuh dari Grandmaster-nya, dan Felix Leong telah menunjukkan minat untuk datang ke Jakarta membantu Sifu Maurice merayakan ulang tahun ke-50nya. ***