BULUKUMBA, KUTIP.co – Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) Bulukumba, Dedi Rahmadi patut berbangga. Sebab putrinya, Anindyah Azzahrah Rahmadi, belum lama ini mengukir prestasi pada momen peringatan HUT ke-77 RI di Kabupaten Bulukumba.
Iin, sapaan akrab Anindyah, sukses meraih Juara 1 pada lomba pidato Bahasa Inggris tingkat SMP/sederajat se Kabupaten Bulukumba.
Ia berpidato dengan mengulas tema “Mengembangkan Generasi Muda Bulukumba dengan Semangat Dikerja Bukan Dicerita”.
Prestasi sang putri tunggal, disaksikan oleh ratusan orang. Kala panitia HUT ke-77 RI di Bulukumba, mengumumkan hasil keseluruhan lomba pada malam resepsi kenegaraan di halaman Rujab Bupati, Rabu, 17 Agustus 2022.
Ketika Mc, Darmawati Anwar menyebut nama Andindyah Azzahrah Rahmadi yang merupakan putri dari Kadisdukcapil Bulukumba, spontan tamu undangan terdiam, seakan ada makna pesan yang akan diutarakan. Kemudian, menepuk tangan dengan riuh.
Tampak, sang ayah dan bunda dengan mata berkaca-kaca. Tak kuasa menyembunyikan perasaan haru. Rasa bahagia, benar-benar menyelimuti kedua pasangan yang berprofesi sebagai ASN. Satu seorang birokrat, satunya lagi sebagai Guru di SDN 2 Terang-terang.
Sementara, Anindyah ikut aba-aba Mc yang mengarahkannya untuk naik ke panggung. Tanpa ragu, siswi SMPN 1 Bulukumba ini pun, berjalan menuju ke atas panggung. Berdiri dengan wajah ceria, tersenyum tipis di saat kamera menyorot.
Didampingi kedua orangtuanya, Anindyah menerima piagam penghargaan dan tropi dari panitia (Disdikbud), yang akan menjadi simbol sekaligus spirit agar lebih ulet lagi dalam belajar, khususnya Bahasa Inggris.
“Alhamdulillah. Senang banget bisa meraih juara. Semoga ini menjadi penyemangat untuk belajar lebih giat lagi,” kata Anindyah, malam itu, seusai menerima piagam dan tropi.
Lalu, bagaimana sosok dan keseharian Anindyah Azzahrah Rahmadi?
Anindyah, lahir di Makassar 11 November 2009 silam, dari pasangan Dedi Rahmadi dan Andi Rahmiati. Dari sisi fisik, postur dan struktur wajah, gen sang ibu mewarisi lebih dominan. Namun, secara non fisik, gen ayahnya lebih dominan.
Dedi Rahmadi menjelaskan, prestasi yang diraih putrinya tidaklah instan, tapi melalui proses belajar yang cukup ketat, juga disiplin. Katanya, belajar tak hanya di sekolah.
Mantan Kabag Protokol Setda Bulukumba ini bilang, putrinya paling suka belajar Bahasa Inggris dan Matematika. Sehingga, didoronglah ke salah satu tempat les Bahasa Inggris, untuk mengasah bakat dan minatnya.
“Dia memang berminat Bahasa Inggris dan Matematika. Bahasa Inggrisnya belajar otodidak, tidak ada arahan. Karena minat Bahasa Inggris-nya kuat, maka saya arahkan ke Rumah Belajar Bersama (RBB),” kata Dedi, Sabtu, 20 Agustus 2022.
“Olehnya, saya juga menyampaikan terimakasih banyak kepada Rumah Belajar Bersama yang telah membimbing dan kemampuan berbahasa Inggrisnya,” tambanya.
Tak hanya itu, rupanya Anindyah memang punya hobi membaca. Tak terkecuali bacaan-bacaan yang berbahasa Inggris. Dalam sehari, waktu yang digunakan untuk belajar Bahasa Inggris, sekira 4 sampai 5 jam.
“Dia tidak pernah latihan pidato di rumah. Tiba-tiba ditunjuk oleh gurunya untuk ikut seleksi lomba pidato Bahasa Inggris mewakili sekolahnya bersama dengan 2 orang siswa lainnya. Dia dibina kurang lebih tiga hari sama guru bahasa Inggris di sekolahnya,” kata Dedi lagi.
“Saya salut dan bangga dengan semua guru pembinanya karena bekerja keras membimbing siswa yang akan berlomba. Dan alhamdulillah, bukan putri saya saja yang mendapatkan juara. Tapi, juara ke 2 juga diraih oleh siswa SMP Negeri 1 Bulukumba” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Belajar Bersama (RBB), Zulkarnain Patwa membenarkan bahwa putri dari Kadisdukcapil itu, memang les Bahasa Inggris di RBB.
Itu pun Anindyah, kata Zulkarnain, les Bahasa Inggris di RBB saat masih duduk di bangku SD. Ia dididik oleh Ulfa, sebagai salah satu tenaga pengajar RBB.
“Waktu dia mau ikut lomba, nda dibekaliji. Itu inisiatifnya sendiri. Ilmu grammar, reading, speaking dan pronounciation yang diajari. Itu anak memang bagus. Beberapa pertemuan kelas, saya yang ajar. Cepat sekali paham materi,” katanya.
Menurut Zulkarnain, kalau ada anak didik yang akan ikut lomba dan mengabarkan ke gurunya, biasanya dilatih juga.
“Ia (Anindyah) sudah lulus Basic English dan masih dalam tahap penyelesaian buku Fundamentals. Jika itu selesai, ia dapat masuk kelas intermediate dan sekalian bisa sedikit demi sedikit masukkan materi advance,” terang Zulkarnain.
Ia mengemukakan bahwa saat ini ada sekira 80-an siswa di RBB yang khusus kelas Bahasa Inggris dan didominasi oleh anak-anak SD.
“Kalau saya sih, harus dimulai dari SD. Soalnya, jika nanti SMP baru belajar Inggris, itu akan sulit. Rata-rata anak-anak SMP yang tidak pernah belajar Bahasa Inggris, ngak suka Bahasa Inggris,” tukasnya.
Zulkarnain mengaku konsep Bupati dan RBB itu, dalam beberapa hal ada kesamaan, khususnya pada Bahasa Inggris. Hanya saja katanya, belum sempat terbangun komunikasi.
“Ada baiknya Dinas Pendidikan membuat program Bahasa Inggris yang benar-benar punya kualitas. Sehingga ke depan, generasi kita dapat terlibat aktif dalam pergaulan internasional,” kata Zulkarnain menyarankan.
Ia juga menjelaskan, jika tidak belajar Bahasa Inggris semasa SD, makan kecil kemungkinan bisa juara. Bahkan akan mustahil.
“Nah, yang perlu digarap SMP sekarang, gimana siswa-siswa itu bisa seperti Iin?. Guru sekolah yang tahu jawabannya. Minimal dapat menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan,” imbuhnya.