BULUKUMBA, KUTIP.co — Karier politikus muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bulukumba, Umy Asyiatun Khadijah, kian melejit. Kini, namanya cukup tenar di kalangan publik ‘Bumi Panritalopi’, julukan Kabupaten Bulukumba.
Meski harus diakui, perempuan kelahiran Ujung Pandang, 14 November 1992 ini, tergolong baru di Bulukumba. Ia menetap di Kota Makassar, sejak menempuh bangku sekolah dasar (SD) hingga menyelesaikan pendidikan tinggi sebagai sarjana ekonomi.
Jelang pemilu legislatif (Pileg) tahun 2024, Umy Asyiatun Khadijah memutuskan untuk pulang ke kampung asalnya, Rilau Ale-Bulukumpa. Kerinduannya dengan kampung halaman, dibarengi dengan niat pengabdian ke masyarakat.
Ia pun bertekad maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bulukumba, daerah pemilihan (Dapil) 3 Kecamatan Bulukumpa dan Rilau Ale. Lewat PKS, Umy sapaannya, ikut kontestasi.
Ikhtiarnya berbuah manis. Meski hanya finis sebagai runner-up perolehan suara internal PKS Dapil Bulukumba 3, Umy disebut-sebut lolos ke parlemen Bulukumba. Di Dapil yang memperebutkan 9 kursi legislatif, ia diproyeksikan mengunci kursi kedua PKS.
Namun, tak banyak yang tahu sosok di balik politisi berlatar pengusaha tersebut. Lalu bagaimana sisi lain dari Umy Asyiatun Khadijah?
Founder PT. Nabilindo Graha Nusantara ini, memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kepeduliannya terhadap sesama, melekat erat dalam dirinya. Itu terlihat dari kebiasannya berbagi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, di bulan suci Ramadan kali ini, Umy kembali menyisihkan sebagian rezekinya kepada orang yang membutuhkan. Ia membagikan 1000 paket ramadan.
“Alhamdulillah kami bisa berbagi lagi. Ini bukan pertama kali. Tapi sudah menjadi runitas setiap tahun, sejak masa pandemi COVID-19 lalu,” kata Umy, Sabtu, 23 Maret 2024.
Menurut Umy, ramadan itu bulan yang penuh berkah. Sehingga tak heran, jika ia mencari keberkahan dari bulan suci ramadan.
“Salah satu keberkahan ramadan adalah kita bisa berbagi kepada sesama. Semoga masyarakat yang menerimanya dapat ikut merasakan kebahagiaan,” harapnya.
Umy lebih dalam mengajak masyarakat untuk berlomba-lomba menabur kebaikan. Apalagi bulan ramadan ini, sebagai momentum paling tepat mendekatkan diri kepada sang pencipta.
“Mari perbanyak ibadah. Baik ibadah vertikal kepada Tuhan, maupun ibadah horizontal kepada sesama manusia,” imbuhnya.