Perbedaan Tanda Kutip Ganda dan Tunggal yang Perlu Kamu Tahu

KUTIP.co – Dalam penulisan bahasa Indonesia, tanda kutip sering kali menjadi elemen penting untuk memperjelas makna kalimat. Namun, masih banyak yang bingung membedakan antara tanda kutip ganda (“…”) dan tanda kutip tunggal (‘…’).

Padahal, keduanya memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.

Tanda kutip ganda adalah bentuk yang paling sering kita jumpai dalam tulisan sehari-hari.

Ia dipakai untuk mengapit kutipan langsung dari ucapan seseorang, misalnya dalam kalimat: Budi berkata, “Saya akan berangkat ke sekolah pagi ini.” Penggunaan tanda kutip ganda juga lazim untuk menandai judul karya seperti buku, lagu, atau artikel. Contohnya, “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis sering disebut sebagai salah satu cerpen terbaik Indonesia.

Selain itu, tanda kutip ganda juga bisa digunakan untuk menandai istilah khusus atau kata yang masih dianggap asing, misalnya dalam kalimat: Banyak orang kini menggunakan istilah “healing” untuk liburan.

Berbeda dengan itu, tanda kutip tunggal memiliki fungsi yang lebih terbatas. Ia umumnya dipakai ketika ada kutipan di dalam kutipan. Misalnya saat seseorang sedang menceritakan kembali ucapan orang lain, seperti dalam kalimat: “Kemarin dia bilang, ‘Saya tidak mau menyerah,’” ujar Rina.

Dalam kasus seperti ini, tanda kutip tunggal membantu pembaca membedakan mana kutipan utama dan mana kutipan di dalamnya.

Perbedaan utama keduanya sebenarnya terletak pada konteks penggunaannya. Tanda kutip ganda dipakai untuk hal-hal yang bersifat umum, seperti mengutip ucapan, menuliskan judul, atau menunjukkan istilah tertentu.

Sementara tanda kutip tunggal hadir hanya pada situasi khusus, terutama ketika ada lapisan kutipan di dalam kutipan atau dalam teks akademik tertentu.

Meski terlihat sederhana, penggunaan tanda kutip yang tepat sangat penting untuk menjaga kerapian tulisan. Kesalahan dalam memilih jenis tanda kutip bisa membuat pembaca bingung atau bahkan menimbulkan salah tafsir.

Karena itu, memahami perbedaan antara tanda kutip ganda dan tunggal menjadi bekal yang perlu dimiliki setiap penulis, baik dalam karya sastra, akademik, maupun jurnalistik. ***

Exit mobile version