BULUKUMBA, KUTIP.co – Tenaga Kesehatan (nakes) di Kabupaten Bulukumba dengan status magang melayangkan protes terhadap penginputan data hingga menuntut untuk perubahan status.
Nakes yang protes pun, menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi di Gedung DPRD Bulukumba hingga Kantor Bupati Bulukumba, beberapa hari lalu.
Bahkan, salah seorang nakes di salah satu Puskesmas di Bulukumba, mengaku melakukan aksi mogok kerja. Ia menegaskan bahwa aksi mogok dilakukan sampai tuntutannya diterima.
“Kami hanya meminta pengakuan dari pemerintah sebagai tenaga non-ASN. Kalau itu belum dipenuhi, maka kami akan mogok seterusnya,” tegas salah Nakes yang enggan disebutkan namanya, ketika dikonfirmasi, Jumat (4/11/2022).
Apakah aksi mogok ini, akan berdampak pada pelayanan?
Dengan kondisi demikian, maka pelayanan di Puskesmas dimaksimalkan dengan tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN), yang ada di Puskesmas.
Seperti halnya di Puskesmas Gattareng, Desa Gattareng, Kecamatan Gantarang, sudah tiga hari nakes yang magang tidak masuk kerja.
“Iya pelayanan kita maksimalkan, tak boleh berhenti. Dengan tenaga ASN yang kita miliki, meskipun tenaga magang ini pergi memperjuangkan haknya,” ungkap Kepala Puskesmas (Kapus) Gattareng, Suci.
Meski nakes yang magang merencanakan untuk tidak masuk kerja selama sebulan lamanya, Suci berharap mereka tetap masuk sambil menunggu hasil.
“Anak magang sangat banyak membantu di Puskesmas. Kalau tenaga magang di Puskesmas Batuara sebanyak 80 orang. Seandainya kami punya kewenangan, semua anak magang diangkat jadi PPPK,” katanya.
“Sambil menunggu hasil, kan aspirasinya sudah ditindaklanjuti. Jadi, sampai menunggu hasil, silakan masuk kerja dulu,” sambung Suci.
Sekadar diketahui di Puskesmas Gattareng, sudah ada yang lebih dari sepuluh tahun yang magang. Sedangkan ASN yang dimiliki sebanyak 34 orang dan PPPK tiga orang. (Mad)