BULUKUMBA, KUTIP.co – Dalam satu bulan terakhir ini, Bulukumba dihebohkan dengan adanya kasus pembuangan bayi tak berdosa.
Sesuai data yang dihimpun KUTIP.co, kasus pembuangan bayi yang pertama itu di Desa Paenre Lompoe, Kecamatan Gantarang. Yang dimana bayi tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Kemudian kasus ke dua itu di Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahari, dan yang ke tiga itu di Kecamatan Kajang. Dua terakhir ini, beruntung mereka ditemukan dengan keadaan selamat dan sehat.
Berkaitan dengan hal itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana pemberdayaan Perempuan dan Perlinduhgan anak (DPPKBP3A) Bulukumba terus berupaya untuk melakukan pencegahan-pencegahan agar kasus tersebut tidak lagi terulang.
Hal itu juga kata dr. Wahyuni, membuat pihaknya sangat prihatin dengan kondisi yg ada saat ini, dimana kata dia seorang ibu tega membuang anaknya sendiri.
Dia mencurigai, bahwa penyebabnya kemungkinan karena kehamilannya tidak diinginkan.
Sehingga perlu kata mantan Kadis Kesehatan ini, peran keluarga sangat penting, terutama orangtua harus menjaga dan memberikan bimbingan pada para remaja remaja dan orangtua harus mengarahkan anak-anaknya untuk ikut kegiatan extrakulikuler supaya anaknya terarah.
Demikian juga kata dia, di Sekolah juga dibutuhkan peran guru memberikan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi remaja, bahaya pergaulan bebas dan sebagainya.
“Penting setiap sekolah termasuk Perguruan Tinggi (PT) untuk membentuk Pusat Informasi Remaja (PIR) itu sebagai wadah remaja untuk shering informasi, terutama bagaimana merencanakan pendidikan, merencanakan pendewasaan usia nikah, penting kesehatan reproduksi remaja untuk cegah pergaulan bebas, dan cegah narkoba,” kata dr. Wahyuni kepada Kutip.co
Sehingga kata dr. Wahyuni menegaskan, kedepannya para remaja dari awal bisa merencanakan kehidupannya.
“Selain program ini, memang juga sangat dibutuhkan peran orang tua di rumah. Kita harapkan kedepannya, kejadian semacam ini tidak lagi terulang.” Tutupnya.