News  

Tingkatkan Cakupan Imunisasi Dasar Pada Anak, YGC Gandeng Dinkes Gelar ToR Defaulter Tracking Imunisasi

Saat peserta Tour Defaulter Tracking praktek lapangan di desa Padang, Kecamatan Gantarang.

BULUKUMBA, KUTIP.co -Yayasan Gaya Celebes (YGC) Gandeng Dinas Kesehatan Bulukumba dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar ToR Defaulter Tracking Imunisasi.

Kegiatan yang berlangsung di Aula kantor Dinkes Bulukumba pada tanggal 14-15 Maret itu merupakan program kerjasama UNICEF dan Provinsi Sulawesi Selatan serta YGC.

Diketahui, selain Defaulter Tracking imunisasi, dilakukan juga ORI (Outbreak Responze Imunisasi). Ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus dipteri.

Menurut Sofyan salah satu perwakilan dari YGC, dia mengaku bahwa kegiatannya itu, selain dihadiri tenaga kesehatan di 20 Puskesmas se Bulukumba, juga turut dihadiri kepala desa Padang, Kecamatan Gantarang saat praktek lapangan di desa Padang.

“Imunisasi merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat esensial yang efektif untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap Penyakit yang daplpat dicegah dengan Imunisasi (PD3I),” ucap Sofyan kepada Wartawan, Sabtu 19 Maret 2022.

Baca Juga:   Dinsos dan Relawan Makamkan Bayi yang Ditemukan Warga Bolacippe Gantarang

Dikatakan Sofyan, bahwa dengan adanya COVID-19 yang terjadi secara global sejak ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020 dan ditetapkan sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 oleh WHO, memberikan dampak pada pelaksanaan program kesehatan khususnya pelayanan imunisasi dan surveilans PD3I.

Dengan demikian kata dia, saat ini telah dilakukan kajian situasi cepat (rapid assessment) terkait dampak pelayanan Imunisasi selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia, dan itu dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan dukungan UNICEF pada tanggal 20 sampai dengan 29 April 2020. Responden yang telah berpartisipasi adalah 5,329 dari 9,993 koordinator imunisasi tingkat Puskesmas di 388 dari 514 Kabupaten/Kota di 34 provinsi. Hasil kajian menunjukkan bahwa 84% Puskesmas menyatakan bahwa selama masa pandemi COVID-19 terjadi penundaan/penghentian pelayanan Imunisasi.

Baca Juga:   H Lukman Bantah Keterlibatan Polisi Dalam Pemenuhan Material Pembangunan Pabrik Porang

“Hal ini diakibatkan oleh kekhawatiran orang tua maupun keraguan petugas kesehatan dalam menyelenggarakan layanan imunisasi di tengah pandemi COVID-19. Jika kondisi seperti ini terus berlanjut maka cakupan imunisasi nasional akan turun sehingga kekebalan komunitas juga menurun yang dapat menyebabkan risiko terjadinya KLB PD3I. Apabila terjadi KLB PD3I di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, maka akan menjadi beban ganda bagi pemerintah, petugas kesehatan dan masyarakat,” ucap dia menambahkan.

Olehnya itu kata Sofyan, cakupan Imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata di seluruh wilayah selama masa pandemi. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Juga untuk mendeteksi dini terjadinya peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, imunisasi perlu didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.

Baca Juga:   Azka, Balita dengan Tunanetra dan Tumor Ganas Di Mata Kanannya

Sementara untuk di desa Padang sendiri kata dia, pihak pemerintah desa berjanji akan mencetak MVMH utk setiap posyandu di desa Padang. Supaya status imunisasi anak dapat dipantau dengan baik.