Tekno  

Digugat Elon Musk, Open AI Bela Diri Banggakan Microsoft

Elon Musk dan Sam Altman

Jakarta, Kutip.co – Perseteruan antara Elon Musk, CEO Tesla dan Twitter dengan Open AI meruncing.

Musk benar-benar menggugat OpenAI atas tuduhan pelanggaran karena mengingkari perjanjian awal perusahaan.

Bukannya takut, Open AI melawan gugatan Musk lalu membela diri.

Baca Juga:   Bukan Open Mainnet, Pi Network Siapkan Event Pi Day 2024 di Fireside Forum

Open AI mengatakan bahwa Musk sebelumnya telah mengakui perlunya pendanaan untuk mendukung penelitian perusahaan.

OpenAI menyatakan bahwa Musk awalnya menjanjikan pendanaan sebesar $1 miliar sebelum menarik tawaran tersebut.

Perusahaan akhirnya mendapatkan pendanaan sebesar $13 miliar dari Microsoft dan menjadi perusahaan nirlaba yang bernilai $90 miliar.

Baca Juga:   Pi Network Apresiasi Moderator Chat yang Giat Mendukung Open Mainnet

OpenAI juga membantah tuduhan Musk bahwa Altman telah melanggar perjanjian awal mereka.

Perusahaan menyatakan bahwa semua keputusan penting telah diambil dengan persetujuan dari semua pihak yang berkepentingan, termasuk Musk.

Gugatan ini telah memicu reaksi beragam dari komunitas kripto dan menyoroti kembali konflik antara Musk dan OpenAI. Simak berita lengkapnya berikut ini!

Perseteruan antara Musk dan OpenAI bukanlah hal baru.

Pada tahun 2018, Musk sempat berselisih dengan OpenAI karena ia merasa perusahaan tersebut membutuhkan dana miliaran dolar segera dan menyarankan agar OpenAI menjual diri kepada Tesla.

Namun, OpenAI menolak proposal ini dan menunggu pendanaan dari Microsoft, yang menyebabkan ketegangan antara Musk dan perusahaan.

Dalam gugatannya, Musk menuduh OpenAI telah menyimpang dari misi awalnya untuk membangun sistem AI yang kuat “demi kepentingan umat manusia” dan telah berubah menjadi anak perusahaan tertutup dari Microsoft.

Musk juga mengklaim bahwa Altman telah melanggar perjanjian awal mereka dengan mengambil keputusan penting tanpa berkonsultasi dengannya.

Gugatan Musk terhadap OpenAI menimbulkan reaksi beragam dari komunitas kripto.

Beberapa pihak mendukung Musk dan memuji keputusannya untuk mengintegrasikan chatbot Grok AI, yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan miliknya, xAI, ke dalam platformnya.

Grok AI mengambil pendekatan yang berbeda dari ChatGPT milik OpenAI, dengan menekankan keterbukaan dalam menangani berbagai topik.

Di sisi lain, ada juga yang mempertanyakan motif Musk dan menilai bahwa gugatannya lebih didorong oleh kepentingan pribadi daripada keinginan untuk melindungi kepentingan umat manusia.

Beberapa pihak juga khawatir bahwa perseteruan antara Musk dan OpenAI dapat menghambat kemajuan pengembangan AI dan merugikan industri secara keseluruhan. ***