Jakarta, Kutip.co – Ice Network telah memperbarui statistik penambangan terbarunya di aplikasi.
Data terbaru menunjukkan bahwa China menduduki posisi pertama dalam jumlah penambang Ice Network, sementara Indonesia menempati urutan keenam.
Menurut statistik terbaru, China memimpin dalam jumlah penambang Ice Network dengan angka mencapai 103.231 orang.
Dominasi ini menunjukkan kontribusi besar China dalam menggali potensi kripto ini.
Disusul oleh Nigeria dan India dengan masing-masing 68 ribu dan 61 ribu penambang Ice Network.
Indonesia, negara dengan populasi kripto yang semakin berkembang, menduduki posisi keenam dengan 15 ribu penambang.
Meskipun peringkat ini menunjukkan partisipasi yang signifikan, namun angka tersebut memunculkan beberapa pertanyaan dari warganet terkait akurasi dan kredibilitas data statistik yang dirilis.
Banyak netizen yang mempertanyakan sejauh mana data tersebut mencerminkan jumlah sebenarnya dari penambang Ice Network di Indonesia.
Dalam tanggapannya, pihak Ice Network mengklarifikasi bahwa angka yang diumumkan adalah mereka yang telah melewati proses Know Your Customer (KYC).
Hal ini seharusnya menciptakan tingkat kepastian bahwa setiap penambang yang terhitung dalam statistik adalah entitas yang sah dan terverifikasi.
KYC yang diterapkan oleh Ice Network diharapkan dapat memberikan kejelasan dan keamanan terkait identitas setiap penambang.
Pihak Ice Network juga menekankan bahwa angka yang diberikan hanyalah snapshot dari waktu tertentu.
Ice Network adalah proyek mata uang kripto mirip Pi Network yang dapat ditambang di smartphone.
Ice hadir dengan transparansi agenda open mainnet yang jelas, yakni pada 7 Oktober 2024.
Sementara Pi Network belum merilis jadwal open mainnet meski telah memiliki anggota mencapai 50 juta orang di seluruh dunia. ***