News  

Soal Kematian Ibu dan Anak di RSIA Yasira, Direktur: Kami Sudah Tangani Sesuai SOP

Direktur RSIA YASIRA dr. Asniar bersama dengan dokter jaga saat ditemui di ruang kerjanya. (Dok Ist)

BULUKUMBA, KUTIP.co – Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Yasira yang beralamat di Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba angkat bicara soal adanya pasien ibu meninggal bersama dengan anaknya dalam kandungan.

dr. Hj. Andi Asniar Siri, Sp. OG, M.Kes selaku Direktur RSIA Yasira mengaku bahwa dalam penananganan pasien warga Bontobahari tersebut, pihaknya telah menandatangani sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Ia kita sudah tangani dengan baik, itu sudah sesuai SOP”, kata dr. Asniar saat ditemui di ruang kerjanya. Minggu 5 November 2023.

Sementara itu, diapun menjelaskan lebih jauh, jika pasien tersebut atas rujukan dari Puskesmas Bontobahari dengan indikasi persalinan karena sudah pembukaan awal. Setibanya di ruangan observasi, pihaknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi dan diagnosa pasien.

Baca Juga:   Penerapan M-Pos di Rumah Makan, Cafe dan Warkop, Pengusaha Angkat Bicara

“Setelah dilakukan observasi awal, pihak dokter yang menangani pasien mendiagnosa normal, baik tekanan darah, denyut nadi serta pemeriksaan yang dianggap perlu dilakukan, semuanya normal,” katanya menambahkan.

Setelah dinyatakan semua normal, maka pihak dokter menyatakan bahwa pasien bisa melahirkan secara normal. Namun berselang beberapa waktu, denyut jantung dan nadi pasien serta cabang bayi melemah akhirnya pihak kami melakukan observasi ke 2 yaitu memeriksa kembali posisi sang bayi dalam kandungan serta kondisi pasien.

Dalam pemeriksaan tersebut, pihak dokter melihat bahwa kepala sang bayi belum turun serta air ketuban pasien sudah berwarna hijau, dalam artian pasien mengalami kelainan.

Baca Juga:   Ketua DPRD Bulukumba Apresiasi Dialog Akhir Tahun Pemuda Muhammadiyah

“Maka dari itu, pihak kami langsung meminta persetujuan dari pihak keluarga pasien untuk dilakukan operasi Cesar sesuai SOP, namun pada saat pasien dilarikan ke ruang operasi, denyut nadi sang bayi semakin melemah dan tidak tertolong lagi,” katanya

Ditambahkannya, jika pihaknya juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu persalinan warga Bontobahari itu, bahkan saat kondisinya menurun, pihaknya dengan cepat membawa pasien ke ruang ICU untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

Hanya saja, setelah pihaknya melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk menyelamatkan sang ibu, dokter kembali memeriksa kondisi bayi dalam perut. Tetapi juga ternyata kondisinya sudah tidak bisa tertolong juga.

Baca Juga:   Polisi Bulukumba Amankan Pemeran dan Penyebar Video 66 Detik yang Sempat Hebohkan Natizen

“Jadi setelah ibunya meninggal, kami juga tidak mengambil langkah operasi karena bayi dalam pasien juga sudah tidak dapat tertolong.” Tutupnya.

Sekedar diketahui, bahwa pasien tersebut atas nama Mery Hartanti dengan umur 23 tahun, dia merupakan warga Dusun Bontona, Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba dan dia meninggal bersama dengan anaknya didalam perut di RSIA Yasira pada hari Minggu 5 November Pukul 05:30 WITA.