Jakarta, Kutip.co – Menurut laporan dari Cointelegraph, Elon Musk dan perusahaannya yang bergerak dalam bidang kecerdasan buatan, xAI, baru-baru ini memperkenalkan Grok, sebuah chatbot kecerdasan buatan yang dilaporkan mampu mengungguli iterasi pertama ChatGPT dari OpenAI dalam berbagai ujian akademik.
Tujuan di balik pengembangan Grok adalah menciptakan alat kecerdasan buatan yang dapat mendukung manusia dengan cara mempromosikan penelitian dan inovasi, seperti yang dijelaskan oleh Musk dan xAI dalam posting mereka pada tanggal 5 November di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Keunggulan unik dan mendasar dari Grok adalah pengetahuannya secara real-time tentang dunia melalui platform X, sebagaimana diungkapkan oleh Musk dan tim xAI.
Chatbot ini juga dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang kebanyakan sistem kecerdasan buatan lainnya menolak, dengan sentuhan kecerdasan dan sedikit sifat kontroversial.
Mesin yang menggerakkan Grok, yang dikenal sebagai Grok-1, dinilai dalam berbagai ujian akademik di bidang matematika dan pemrograman, dan berhasil mengungguli ChatGPT-3.5 dalam semua ujian tersebut, berdasarkan data yang dibagikan oleh xAI.
Namun, Grok belum mampu melampaui versi paling canggih OpenAI, yaitu GPT-4, dalam ujian apapun.
Saat ini, Grok baru tersedia bagi sejumlah pengguna terbatas di Amerika Serikat sebagai bagian dari layanan X Premium+ dengan biaya $16 per bulan.
Perusahaan startup kecerdasan buatan ini menggambarkan Grok sebagai produk beta yang masih sangat awal, dan diharapkan akan mengalami perbaikan yang cepat dari minggu ke minggu.
Tim xAI juga berencana untuk menerapkan langkah-langkah keamanan guna mencegah penggunaan yang jahat terhadap Grok, dan mereka menekankan komitmen mereka untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan tetap menjadi kekuatan yang baik.
Peluncuran Grok terjadi delapan bulan setelah Musk mendirikan xAI pada bulan Maret.
Keberhasilan Grok dalam mengungguli ChatGPT-3.5 dalam ujian akademik adalah prestasi yang patut diapresiasi.
Ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan kecerdasan buatan dan membuktikan bahwa berbagai tim pengembang kecerdasan buatan tengah berusaha untuk menciptakan alat yang semakin canggih dan bermanfaat bagi manusia.
Namun, perlu diingat bahwa Grok belum mampu mengungguli GPT-4, yang menunjukkan bahwa OpenAI juga terus berupaya untuk tetap berada di garis terdepan dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Persaingan antara berbagai perusahaan teknologi dan startup kecerdasan buatan adalah hal yang positif, karena itu akan mendorong inovasi lebih lanjut dan membantu menciptakan solusi-solusi yang semakin canggih untuk berbagai masalah kompleks di masa depan.
Penggunaan Grok sebagai alat pendukung dalam penelitian dan inovasi akademik juga merupakan perkembangan yang penting.
Ini dapat membantu para peneliti, pelajar, dan profesional dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan merumuskan solusi-solusi yang lebih baik.
Dengan peningkatan yang dijanjikan oleh tim xAI, Grok mungkin akan menjadi alat yang semakin berharga dalam dunia akademik dan kecerdasan buatan. ***